**Cafe dan Resto di Bekasi: Menu, Jam Buka, dan Lokasi**
![]() |
Krasan Cafe n Resto Jogja Harga Menu, Jam Buka dan Lokasi - picture by Yunia Kusumawati |
Tentang Masjid Al-Aqsha
Masjid Al-Aqsha, juga dikenal sebagai Masjid Al-Qibli, adalah salah satu masjid paling suci dalam agama Islam. Terletak di Kota Lama Yerusalem, Palestina, masjid ini merupakan bagian dari Kompleks Masjid Al-Aqsha yang megah, yang mencakup banyak struktur, halaman, dan gerbang bersejarah.
Masjid Al-Aqsha memiliki sejarah yang kaya dan kompleks, dengan arti penting yang mendalam bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ini adalah masjid ketiga yang paling suci dalam Islam, setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Arsitektur masjid mencerminkan gaya Umayyah klasik, dengan unsur-unsur Bizantium dan Korintus yang berpengaruh. Gedung utama terdiri dari atrium pusat yang dikelilingi oleh kolom marmer dan teras, dengan atap kayu yang luas di atasnya. Interior yang indah menampilkan mosaik berwarna-warni, kaligrafi Islam yang rumit, dan lampu gantung emas yang bergemerincing.
Sementara bangunan saat ini sebagian besar berasal dari abad ke-8, situs tersebut memiliki sejarah yang jauh lebih tua, kembali ke zaman Nabi Sulaiman, menurut tradisi Islam. Konon Nabi Sulaiman membangun sebuah tempat ibadah di lokasi tersebut, yang kemudian diperluas oleh raja-raja Israel.
Situs ini juga memiliki makna signifikan dalam Yudaisme dan Kekristenan, dengan banyak tradisi dan legenda yang berkaitan dengan bukit suci di mana Kompleks Masjid berdiri. Oleh karena itu, Kompleks Masjid Al-Aqsha telah menjadi sumber konflik dan kontroversi sepanjang sejarah, dengan berbagai kelompok memperebutkan kendali atas situs suci ini.
Namun, di luar politik dan perselisihan, Masjid Al-Aqsha tetap menjadi simbol persatuan dan persaudaraan bagi umat Muslim. Ini adalah tempat pemersatu bagi umat Islam dari berbagai budaya dan latar belakang, yang berkumpul untuk berdoa, merenungkan, dan menemukan kedamaian dalam suasana yang tenang dan kudus.
Sejarah dan Signifikansi
Sejarah Masjid Al-Aqsha berakar pada tradisi Islam awal. Menurut ajaran Islam, Nabi Muhammad dibawa dari Mekah ke "Masjid Terjauh" selama Perjalanan Malam (Isra dan Mi'raj), yang dipercaya oleh banyak umat Islam sebagai perjalanan spiritual.
Setelah kedatangan di Yerusalem, Nabi Muhammad memimpin para nabi dan malaikat dalam doa di Masjid Terjauh ini. Masjid Al-Aqsha kemudian dibangun di lokasi tersebut untuk memperingati peristiwa suci ini, dengan maksud menciptakan tempat ibadah permanen untuk umat Islam.
Dalam sejarah awal Islam, Yerusalem dan sekitarnya berada di bawah kekuasaan beberapa dinasti Muslim, termasuk Umayyah, Abbasiyah, dan Fatimiyah. Setiap dinasti telah berkontribusi pada perkembangan dan restorasi Kompleks Masjid Al-Aqsha, meninggalkan warisan arsitektur dan budaya yang kaya.
Masjid Al-Aqsha memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari umat Islam di Yerusalem. Ini adalah pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial. Bacaan Al-Qur'an, pelajaran agama, dan diskusi akademis sering diadakan di halaman dan aula masjid.
Selain itu, masjid juga berfungsi sebagai tempat perlindungan dan perlindungan selama periode konflik dan ketidakstabilan. Pada abad ke-12, misalnya, ketika tentara Salib menguasai Yerusalem, Masjid Al-Aqsha menjadi tempat perlindungan bagi banyak umat Islam yang melarikan diri dari penganiayaan.
Pada abad ke-16, dengan jatuhnya Kesultanan Mamluk di tangan Kekaisaran Ottoman, Yerusalem menjadi bagian dari Kesultanan Ottoman yang luas. Sultan Suleiman yang Megah, penguasa yang paling terkenal dari dinasti Ottoman, memerintahkan renovasi besar-besaran Kompleks Masjid Al-Aqsha, yang menghasilkan banyak fitur yang masih terlihat hingga hari ini.
Selama abad ke-20, Masjid Al-Aqsha menjadi pusat konflik Arab-Israel. Setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Yerusalem Timur, termasuk Kota Lama dan Kompleks Masjid Al-Aqsha, diduduki oleh Israel. Sejak itu, akses ke situs suci ini telah menjadi sumber ketegangan dan perselisihan antara umat Islam dan Yahudi.
Saat ini, Kompleks Masjid Al-Aqsha tetap menjadi titik fokus kehidupan budaya dan keagamaan umat Islam Palestina. Ini adalah tempat yang ramai selama bulan suci Ramadhan, dengan ribuan umat Islam berkumpul untuk berbuka puasa bersama dan salat Tarawih.
Selain itu, masjid ini juga berfungsi sebagai pusat belajar dan kegiatan sosial. Acara seperti pernikahan dan khitan sering dirayakan di sini, memperkuat ikatan antara komunitas dan situs suci.
Arsitektur dan Desain
Masjid Al-Aqsha menampilkan arsitektur Islam klasik yang indah, dengan pengaruh Bizantium dan Korintus. Masjid ini terdiri dari dua halaman utama: halaman dalam dan halaman luar.
Halaman luar, yang dikenal sebagai Al-Sahn Al-A'zam, adalah yang terbesar dan dikelilingi oleh tiga sisi masjid, dengan sisi keempat menghadap ke Dome of the Rock. Halaman ini adalah ruang terbuka yang luas, ditaburi dengan pepohonan dan bunga-bunga, menciptakan suasana yang damai dan menenangkan.
Di tengah halaman luar berdiri bangunan masjid utama, dengan desain simetris dan proporsi yang indah. Fasad masjid menampilkan kolom-kolom marmer yang megah, dengan teras yang luas di mana jamaah dapat berkumpul untuk salat.
Gedung utama terdiri dari sebuah atrium yang besar, dengan 12 kolom marmer yang mendukung atap kayu. Atrium ini dikenal sebagai Al-Qibla, karena menghadap ke Ka'bah di Mekah, menunjukkan arah salat bagi umat Islam.
Interior masjid didekorasi dengan mosaik berwarna-warni, kaligrafi Islam yang rumit, dan lampu gantung emas yang megah. Lantai marmer dipoles dengan halus, mencerminkan cahaya yang masuk melalui jendela-jendela kaca patri yang rumit.
Salah satu fitur paling terkenal dari Masjid Al-Aqsha adalah minaretnya yang tinggi. Menara-menara ramping ini, dengan desain yang rumit, digunakan untuk memanggil jamaah untuk salat. Minaret ini menambah cakrawala Kota Lama Yerusalem dan dapat dilihat dari jarak jauh.
Masjid Al-Aqsha juga dikenal dengan ukiran kayu yang rumit dan karya seni lainnya. Pintu-pintu masjid, jendela, dan mimbar dihiasi dengan ukiran dan pahatan yang rumit, menampilkan keahlian seniman dan tukang kayu Muslim.
Kompleks Masjid Al-Aqsha juga mencakup banyak struktur bersejarah lainnya, termasuk Dome of the Rock yang terkenal, yang konon dibangun di atas Batu Fondasi, sebuah situs suci dalam Yudaisme, Kekristenan, dan Islam.
Kunjungan dan Etiket
Masjid Al-Aqsha terbuka untuk pengunjung dari semua latar belakang dan kepercayaan, meskipun ada beberapa panduan dan aturan etiket yang harus diikuti. Pengunjung harus menghormati karakter suci situs dan mengenakan pakaian yang sopan dan sopan.
Saat memasuki masjid, pengunjung diharapkan untuk melepas sepatu mereka dan menempatkannya di rak sepatu yang disediakan. Penting juga untuk menjaga ketenangan dan menghindari perilaku yang mengganggu jamaah yang sedang berdoa.
Pengunjung non-Muslim diizinkan untuk memasuki halaman masjid, tetapi tidak diizinkan memasuki bangunan masjid itu sendiri. Hal ini untuk menghormati karakter suci masjid dan untuk menjaga privasi jamaah.
Ada beberapa waktu yang disarankan untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsha, termasuk pagi hari awal, ketika sinar matahari pertama kali menerangi halaman dan menciptakan suasana yang menawan. Sore hari, setelah salat Asar, juga merupakan waktu yang populer untuk berkunjung, ketika sinar matahari lembut memantul dari permukaan marmer.
Pengunjung juga dapat menghadiri salat Jumat di masjid, yang merupakan pengalaman yang sangat meriah. Jamaah berkumpul dalam jumlah besar, dan suasana spiritual dan persaudaraan mengisi udara. Namun, penting untuk diingat bahwa akses ke masjid mungkin terbatas selama waktu salat yang sibuk ini.
Selain Masjid Al-Aqsha itu sendiri, ada banyak situs bersejarah dan agama lainnya di sekitar Kompleks Masjid yang dapat dikunjungi, termasuk Tembok Ratapan, Gereja Makam Kudus, dan banyak lagi.
Lokasi
Masjid Al-Aqsha terletak di Kota Lama Yerusalem, di tengah-tengah wilayah yang dikenal sebagai Kompleks Masjid Al-Aqsha. Kompleks ini terletak di Bukit Suci, yang dikenal sebagai "Tanah Tinggi" dalam bahasa Ibrani dan sebagai "Haram al-Sharif" dalam bahasa Arab.
Kompleks Masjid Al-Aqsha berbatasan dengan Distrik Muslim Kota Lama, yang dikenal dengan pasar-pasar yang ramai, restoran-restoran yang menggugah selera, dan situs-situs bersejarah lainnya.
Galeri foto
Untuk melihat foto-foto menakjubkan Masjid Al-Aqsha, silakan kunjungi halaman Galeri Foto kami di bawah ini:
![]() |
Krasan Cafe n Resto Jogja - picture by Luthfi Izzaty |
![]() |
Menu Krasan Cafe n Resto Jogja - picture by @siwitan |
![]() |
Jam Buka Krasan Cafe and Resto Jogja - picture by narasri sun |
![]() |
Krasan Cafe and Resto Piyungan Jogja - picture by @siwitan |
![]() |
Krasan Cafe Jogja - picture by Belanja Sedekah |
![]() |
Tempat Nongkrong View Alam di Jogja - picture by Sudarwanto |
![]() |
Cafe Hits di Jogja - picture by narasri sun |
![]() |
Cafe Alam di Bantul Jogja - picture by narasri sun |
![]() |
Krasan Cafe Piyungan Bantul - picture by MamaYo MandalaPutra |
![]() |
Krasan Cafe n Resto - picture by @siwitan |
Posting Komentar untuk "**Cafe dan Resto di Bekasi: Menu, Jam Buka, dan Lokasi**"